Jenis – jenis dan Siklus Hidup Jangkrik

Jenis – jenis dan Siklus Hidup Jangkrik
Jenis – jenis dan Siklus Hidup Jangkrik
Jenis – jenis dan Siklus Hidup Jangkrik
Jangkrik merupakan hewan yang memiliki suara yang cukup nyaring dan merdu. Hewan ini sudah digemari banyak orang sejak zaman dahulu. Di Indonesia sendiri, suara jangkrik di percaya bisa mengusir tikus. Maka tak heran kita dapat menemukan rumah – rumah yang memelihara jangkrik di Indonesia terutama daerah Jawa. Selain itu, jangkrik juga sering digunakan sebagai bahan aduan anak – anak kecil dengan suaranya yang nyaring.
Di Jepang, Cina, dan negara serumpun, suara jangkrik sangat disukai. Menurut mereka suara jangkrik amat merdu dan indah untuk dinikmati. Sedangkan di Inggris, suara jangkrik dianggap sebagai keberuntungan.

Jenis - Jenis Jangkrik

Jangkrik sendiri memiliki banyak jenis. Diantaranya jenis jangkrik gawang, jangkrik bering, jangkrik seliring, jangkrik alam, jangkrik genggong, jangkrik kalung, jangkrik madu, jangkrik jawa, dan jangkrik upo. Jangkrik gawang adalah jangkrik yang yang memiliki kepala seperti helm. Jangkrik bering adalah jangkrik yang berukuran kecil, kepala mengkilat, dan banyak ditemukan di area pepohonan dan rerumputan. Jangkrik upo merupakan jangkrik yang sering kita temui di rumah – rumah, bentuknya pipih, berwarna coklat terang (ada juga yang putih), dan memiliki antena yang sangat panjang. Jangkrik ini banyak hidup di kolong kasur, lemari, dan tumpukan pakaian.

Terakhir ada jangkrik alam, jangkrik ini merupakan jangkrik yang kita ketahui pada umumnya. Jangkrik alam memiliki badan yang agak besar (untuk ukuran jangkrik), sayap kuat dan berwarna kecoklatan mencolok, dan antena yang panjang. Jangkrik ini lah yang banyak dibiakkan untuk makanan burung dan ikan.

Dipilihnya jangkrik alam atau jangkrik madu sebagai makanan burung dan ikan hias bukannya tanpa alasan. Jangkrik alam diketahui mengandung nutrisi yang dibutuhkan hewan untuk tumbuh. Jangkrik juga dipercaya dapat membuat suara burung semakin nyaring dan merdu. Jangkrik alam banyak ditemukan di tanah – tanah yang lembab.

Namun seiring perkembangan zaman, populasi jangkrik mulai berkurang, hal ini dikarenakan habitatnya yang terganggu. Permukaan tanah sudah banyak digunakan untuk jalan, paving, dan perumahan. Oleh karena itu kebutuhan akan jangkrik sudah tidak bisa dipenuhi hanya dengan mencarinya saja di alam. Salah satu jalan untuk menyelamatkan populasi jangkrik adalah dengan beternak jangkrik.

Ternak jangkrik juga bisa anda jadikan bisnis yang bagus. Asal sabar dan telaten, anda bisa memetik hasil dari bisnis yang satu ini. Namun sebelum mulai beternak jangkrik, ada baiknya anda mengetahui terlebih dahulu siklus hidup jangkrik agar tidak salah langkah dalam memeliharanya nanti.

Siklus Kehidupan Jangkrik

Seperti yang kita ketahui, jangkrik merupakan serangga yang kompleks. Semua bagian tubuh jangkrik sangat berguna untuk mendukungnya bertahan hidup dan mencari makan. Contohnya jangkrik mempunyai antena yang ia gunakan untuk mendeteksi makanan. Jangkrik juga mempunyai dua cerci (ekor perasa) yang berfungsi untuk mendeteksi bahaya yang datang dari belakang.

Jangkrik termasuk serangga yang mengalami metaformosis tidak sempurna. Siklus hidup jangkrik yang hidup di daerah tropis dan non tropis tentu saja memiliki perbedaan. Selama hidupnya, jangkrik akan mengalami 7 sampai 8 kali pergantian kulit. Umur jangkrik berada pada kisaran 50 – 70 hari. Namun jarang ada jangkrik yang bisa mencapai usia maksimal karena sebagian dari mereka bisa mati sebelum 70 hari karena sakit atau terbunuh jangkrik lain.

Pada jangkrik betina, mereka akan mati setelah mereka menanamkan telur di tanah. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan singkat tentang siklus hidup jangkrik berikut ini.
  1. Anak jangkrik                                             1-15 hari
  2. Jangkrik muda                                         15 -30 hari
  3. Jangkrik dewasa                                      30-40 hari
  4. Jangkrik siap kawin                                  41-50 hari
  5. Jangkrik bertelur (betina) dan mati          50-70 hari


Nah dengan mengetahui seluk beluk di atas tentunya lebih memudahkan anda dalam membudidayakan jangkrik ini.